Tingkatan Bersuci Menurut Imam Al-Ghazali

Salah satu tujuan Allah SWT ciptakan manusia di atas permukaan bumi ini adalah untuk beribadah. Sebelum beribadah, terlebih dahulu harus mengenal tata cara beribadah yang sempurna supaya  diterima di sisi Allah SWT. Salah satu syarat ibadah sempurna adalah bersuci.

Bersuci memiliki empat tingkatan yang mesti diketahui oleh 'Abid (sebutan untuk orang beribadah) di muka bumi ini:

Pertama: Menyucikan Zahir (anggota tubuh yang tampak jelas) dari hadats, najis dan kotoran;

Kedua: Menyucikan anggota tubuh dari dosa-dosa dan perbuatan jahat yang menyelimutinya;

Ketiga: Menyucikan hati dari akhlak keji dan kealpaan yang selalu mencederainya;

Keempat: Menyucikan hati dari hal-hal selain Allah SWT. Inilah tujuan sebenarnya dari bersuci. Siapa saja yang kuat pendirian dan keteguhannya, niscaya dia akan mendapatkan tingkatan ini. Sebaliknya siapa saja yang lemah pendirian dan keteguhannya, dia tidak paham tingkatan bersuci kecuali tingkatan pertama saja.

Setiap tingkatan bersuci di atas adalah separuh dari pelaksanaan ibadah yang dilakukan hamba setelahnya.

Mari bertanya pada diri masing-masing. Sudah sampai tingkatan ke berapakah kita bersuci..?

Semoga kita tidak berhenti pada tingkatan pertama. Sebab itu baru permulaan dan zahirnya saja. Minimal seorang mukmin harus berusaha mencapai tingkatan ketiga. Lebih ideal lagi jika berusaha mencapai tingkatan keempat. Meskipun tingkatan ini merupakan tingkatan dan maqam (Istilah dalam ilmu Tasawwuf yang berarti martabat seseorang di hadapan Allah pada saat menghadap kepada-Nya.) para Nabi-nabi dan Siddiqin, setidaknya seorang mukmin telah berusaha mencapainya. Semoga dengan berusaha mencapainya, dicatat Allah sebagai orang-orang yang dekat dengan tingkatan para Nabi dan Siddiqin.

Sebagian besar tulisan di atas penulis terjemah dari kitab Ihya Ulumiddin, bab Rahasia Thaharah, karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali -rahimahullah-.

Semoga bermanfaat untuk penulis dan para pembaca sekalian.!